Infowarta.com, DUMAI – Badan Penanggulangan bencana daerah (BPBD), Kota Dumai, menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), berbasis partisipasi masyarakat peduli api di wilayah kelurahan rawan karhutla.
Pada kegiatan tersebut, sebanyak 60 orang peduli api tahap pertama di kota Dumai resmi terbentuk, yang langsung dihadiri oleh Walikota Dumai, Zulkifli As, didampingi Dandim 0320/Dumai, Letkol Inf Irdhan, pada Kamis (21/11/2019) di hotel Grand Zuri.
Dalam laporannya, Kepala pelaksana (Kalaksa), BPBD Dumai, Afrilagan mengungkapkan, kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), berbasis partisipasi masyarakat peduli api di wilayah kelurahan rawan karhutla, bertujuan untuk melakukan pencegahan dini.
Ia menambahakan, kegiatan ini juga melakukan pembentukan masyarakat yang secara sukarela peduli api yang nantinya dapat membantu mencegah dan menanggulangi terjadinya karhutla di Dumai.
Lanjut dijelaskan, kegiatan ini juga sekaligus pembentukan 60 orang Masyarakat peduli api tahap pertama, dan ini akan ada tahap selanjutnya.
Afrilagan menerangkan, para masyarakat peduli api yang telah terbentuk akan diberikan sosialisasi terkait dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla di wilayah masing-masing.
”Pembentukan masyarakat sadar api ini merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi resiko terjadinya karhutla, sehingga karhutla di Dumai bisa dicegah,” imbuhnya.
Bukan hanya itu saja, pada kegiatan ini juga BPBD Dumai, melaunching aplikasi “Mikolapor” yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk memberikan informasi karlahut atau kebakaran di aplikasi yang bisa di dapat di Playstore.
Dengan adanya aplikasi Mikolapor, tambahnya, diharapkan bisa mencegah dan menanggulangi dengan cepat, pasalnya informasi yang lebih tahu itu adalah masyarakat.
Sementara, Walikota Dumai, Zulkifli As sangat mendukung kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Karhutla, berbasis partisipasi masyarakat peduli api di wilayah kelurahan rawan karhutla.
Dirinya menjelaskan, ada 17 kelurahan di kota Dumai yang rawan Karhutla, dan sudah terbentuk 60 orang Masyarakat peduli api untuk tahap pertama di 8 kelurahan dari 17 kelurahan.
“Jadi sisanya akan dilanjutkan di 2020, semoga para masyarakat peduli api ini, bisa membantu pemerintah dan instansi terkait dalam mencegah terjadinya karhutla di kota Dumai,” imbuhnya.
Lebihlanjut diterangkannya, permasalahan Karhutla merupakan tugas seluruh element masyarakat, dan informasi merupakan hal yang paling penting dalam mencegah dan menanggulangi Karhutla.
Menurutnya, dengan keterlambatan informasi, tentunya Karhutla akan semakin sulit untuk dipadamkan, untuk itulah dirinya sangat mengapresiasi peluncuran Aplikasi “Mikolapor” yang dibuat oleh BPBD Dumai.
“Semoga dengan adanya aplikasi ini informasi semakin cepat didapat. Dan saya berharap para masyarakat peduli Api bisa mengikuti sosialisasi ini dengan baik,” pungkasnya.(tbn/inf)