Minyak Goreng Naik Timbulkan Kenaikan Inflasi 0,12 Persen

oleh -
Fto internet/ilustrasi

INFOWARTA.COM.DUMAI – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Dumai mencatat perkembangan harga pada November 2021 mengalami inflasi sebesar 0,36 persen. Salah satu penyumbang inflasi pada bulan lalu adalah kenaikan harga minyak goreng (migor) sebesar 0,12 persen.

“Ada empat komoditi penyumbang inflasi bulan November. Telur ayam, cabe merah, minyak goreng, emas dan kangkung. Sedangkan komoditi penyumbang deflasi masing-masing ikan serai, tomat, tahu, anggur dan beras,” kata Kepala BPS Kota Dumai, Morhan Tambunan, Jumat (03/12/2021).

Pada November 2021, Telur ayam ras dan cabe merah masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,16 persen. Disusul kemudian minyak goreng sebesar 0,12 persen serta emas dan kangkung masing-masing sebesar 0,03 persen.
Sedangkan ikan serai menyumbang deflasi sebesar 0,06 persen dan tomat sebesar 0,05 persen. Komoditi tahu, anggur dan beras masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,01 persen. Total 0,14 persen.

Dengan demikian, inflasi bulan November sebesar 0,36 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,84 Inflasi Tahun Kalender (Januari-November) 2021 sebesar 1,79 persen dan Inflasi tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 2,61 persen.

“Inflasi di Kota Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga di kelompok pengeluaran,” lanjut Morhan.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,84 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,59 persen. Dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutinn rumah tangga sebesar 0,53 persen.

Berikutnya, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,12 persen. Terendah adalah kelompok transportasi sebesar 0,07 persen.

Lima kelompok mengalami inflasi/deflasi yang relatif stabil. Antara lain kelompok pakaian dan alas kaki. Kemudian kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya. Serta kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makananan, minuman dan tembakau.

Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banda Aceh sebesar 0,87 persen. Diikuti Batam sebesar 0,86 persen, Tanjung Pinang sebesar 0,85 persen, Lhokseumawe sebesar 0,82 persen, Pangkal Pinang sebesar 0,77 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,71 persen.

Kota Padang inflasi sebesar 0,70 persen, Bungo sebesar 0,60 persen, Pematang Siantar sebesar 0,58 persen, Palembang sebesar 0,56 persen, Bandar Lampung sebesar 0,53 persen, Bengkulu sebesar 0,52 persenz Jambi sebesar 0,49 persen,

Meulaboh dan Metro masing-masing sebesar 0,47 persen, Dumai 0,36 persen dan terendah Lubuk Linggau sebesar 0,29 persen.”Inflasi Kota Dumai dibawah inflasi nasional dan provinsi. Inflasi secara nasional sebesar 0,37 persen dan Provinsi Riau sebesar 0,38 persen,” kata Morhan.(dp)