Deklarasi Jadi Ajang Silaturrahmi Lintas Generasi

oleh -

Catatan : Fendri Jaswir, wartawan senior Riau

LAYAKNYA deklarasi, biasanya penuh teriakan dan yel-yel. Tapi Deklarasi Raja Isyam Azwar untuk Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau Periode 2023-2028 di Wareh Kupie, Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru, Ahad (3/12/2023) malam, tidak begitu hingar bingar. Hanya sesekali teriakan yel-yel ‘’Setuju’’ yang dikomandoi mantan Ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang.
Selebihnya, pertemuan di ruangan ber-AC itu penuh dengan kekeluargaan. Adem, penuh canda, dan saling senda gurau. Khas wartawan. Walaupun akhirnya, ruangan AC itu diselimuti asap rokok, suasana keakraban tetap terpelihara hingga pertemuan berakhir pukul 22.00 WIB.
‘’Saya merasakan pertemuan kita malam ini seperti silaturrahmi lintas generasi,’’ ujar Fakhrunnas MA Jabbar, wartawan senior dan tokoh pers Riau, ketika diberikan kesempatan memberikan testimoni. Maklum,,yang hadir mulai wartawan paling senior seperti Fakhrunnas hingga yang paling junior seperti Eka Kurniati dari SKM Genta.
Diantara hampir 200 wartawan yang hadir – di dalam dan luar ruangan –, tampak antara lain Hotmand S, Said Suhil Achmad, Oberlin Marbun, Said Mustafa Husin dari Kuansing, Ridar Hendri, Kazzaini Ks, Helmi Burman, Mosthamir Thalib, Fendri Jaswir dan Zufra Irwan. Lalu, Eka Putra Nazir, Hermanto Ansam, Mario Abdillah Khair, Kambali (Dumai), dan Saparuddin Koto. Terlihat juga tokoh senior pemuda Riau, Edwin Syarif, memberikan dukungan moril.
Menurut Fakhrunnas, inilah pertemuan yang dinanti-nanti. Sudah lama pertemuan seperti ini tidak berlangsung, apalagi antara senior dan wartawan yang muda-muda. Mungkin banyak yang tidak saling mengenal karena jumlah wartawan di Riau makin meningkat. ‘’Dan pertemuan malam ini melepas kerinduan itu,’’ ujarnya.
Apa yang dirasakan Fakhrunnas juga dirasakan Mosthamir Thalib. Wartawan senior Riau Pos itu mengaku sudah lama tidak mampir ke kantor PWI Riau di Jalan Arifin Achmad. Apalagi setelah dia meninggalkan dunia wartawan – tanpa meninggalkan dunia tulis menulis –, dan tunak mengelola dunia pendidikan. ‘’Baru malam ini saya bertemu dengan Raja Isyam,’’ ujarnya.
Bagi Fakhrunnas bukan hanya sekedar pertemuan antara senior dan junior, tapi juga antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Walaupun tidak spesifik disebutkan, namun hal itu terjadi dan dirasakan. Pertarungan dalam merebut kursi Ketua PWI Riau dalam beberapa tahun terakhir, telah menyebabkan terjadi friksi dan pengelompokan.
Nah, pada malam itu, kelompok-kelompok pendukung tersebut menyatu dan memberikan sokongan untuk Raja Isyam Azwar. Ambil contoh, Mario Abdullah Khair, mantan Sekretaris PWI Riau. ‘’Kalau kali ini saya mendukung Raja Isyam Azwar, apa ada yang salah?,’’ kata komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) itu. Mario mengaku dalam empat kali pemilihan dia mendukung Dheni Kurnia, Herianto, Faisal Sikumbang dan Syafriadi.
Eka Putra Nazir juga punya pemikiran yang sama. Dalam Kongres XXV PWI di Bandung, dia bersama Dheni Kurnia berada di gerbong Hendry Ch Bangun. Sementara Zulmansyah bertarung melawan Hendry dan Atal S. Depari. Eh, pada ujungnya, Hendry bergabung dengan Zulmansyah. Dan, sekarang Eka bersama Zulmansyah serta sejumlah anggota PWI Riau lainnya duduk di kepengrusan PWI Pusat.
Karena itu, menurut Eka, sudah tepat mendukung Raja Isyam Azwar untuk meneruskan kepemimpinan Zulmansyah di PWI Riau. Sebab, selama ini Raja Isyam sudah duduk di kepengurusan PWI Riau, baik di SIWO maupun di Wakil Ketua Bidang Organisasi. ‘’Soal profesionalitas jurnalistik dan memimpin, Bang Raja Isyam tak perlu diragukan lagi,’’ ujar mantan Sekretaris PWI Riau ini.
Wartawan senior Helmi Burman, Kazzaini Ks, Fendri Jaswir dan Zufra Irwan, sependapat dengan senior dan wartawan lain. Helmi mengaku dua orang yang berada di sampingnya itu – Zulmansyah dan Raja Isyam — adalah anak asuhnya di Riau Pos dulu. Selaku Koordinator Liputan, Helmi tahu persis kemampuan dan keuletan kedua sosok ini.
‘’Keduanya pekerja keras, pintar menulis. Terbukti menjadi pimpinan di Riau Pos. Hanya bedanya, kalau Raja Isyam ini agak tegas orangnya. Kalau ya, ya. Tapi kalau Zulmansyah, agak paibo (suka kasihan) dikit,’’ ujar mantan Ketua PWI Riau ini.
‘’Keduanya adalah produk testing pertama masuk Riau Pos. Dan keduanya adalah dua orang yang terbaik dari sepuluh orang yang dinyatakan lulus,’’ timpal Kazzaini Ks, mantan Pimimpin Redaksi Riau Pos yang menguji Zulmansyah dan Raja Isyam.
Zulmansyah juga menilai karibnya itu sudah pantas memimpin PWI Riau. Dia tahu persis siapa Raja Isyam yang dikenalnya saat sama-sama masuk Riau Pos. Apalagi sudah sama-sama menjadi pengurus di PWI Riau. Hanya satu saja yang diingatkan Zulmansyah jika nanti Raja Isyam terpilih menjadi Ketua PWI Riau.
‘’Jadi Ketua PWI (Riau) itu tidak boleh baperan. Sebab, kalau jadi ketua itu tidak akan terlepas dari kritikan, bahkan kritikannya lebih pedas. Jadi jangan baper. Anggap aja kritikan itu sebagai vitamin untuk kita lebih baik dan lebih maju lagi,’’ ujarnya.
Raja Isyam mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan masukan dari para senior dan kawan-kawan wartawan anggota PWI Riau. Dia terharu ketika senior Fakhrunnas MA Jabbar menilai dirinya dari segi integritas sudah teruji. Bagi Raja, integritas adalah sifat yang selalu dijaganya sejak menjadi wartawan.
‘’Bukan tidak banyak pengaruh diluar ketika saya menjadi wartawan untuk menguji integritas ini. Tapi Alhamdulilah masih bisa saya jaga sampai sekarang,’’ ujarnya.
Raja Isyam berjanji akan meneruskan visi dan misi yang telah dijalankan Zulmanyah yakni menjadikan PWI Riau menjadi PWI Riau HEBAT. Hebat bukan hanya berarti lebih baik, tapi HEBAT juga bermakna singkatan. H berarti Harus UKW (Uji Kompetensi Wartawan). Setiap anggota PWI harus kompeten dan meningkatkan pendidikan melalui pelatihan, workshop dan kursus.
E yang berarti ekonomi wartawan anggota PWI diperhatikan. Kalau bisa dibantu dengan program-program penunjang ekonomi dan usaha, disamping bantuan lainnya. B berarti bargaining power PWI diperkuat. Selama ini daya tawar PWI terhadap pemerintah daerah dan dunia usaha cukup baik, dan ini perlu dipertahankan untuk kemajuan PWI.
A berarti aktualisasi diri harus ditingkatkan. Wartawan harus mengembangkan segenap potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas karya-karya jurnalistik. Terakhir T berarti PWI tempat edukasi, silaturahmi dan happy-happy. Berorganisasi jangan sampai menjadi beban, tapi dinikmati bersama-sama penuh dengan riang gembira.
‘’Saya akan menekankan pada kompetensi wartawan, karena dalam PD/PRT PWI yang baru, sudah ditekankan bahwa kompeten menjadi syarat wajib bagi anggota PWI. Jadi, visi misi saya menjadi PWI Riau HEBAT, Wartawan Kompeten,’’ ujar Raja Isyam.
Dari pertemuan tersebut, semua sepakat menyatakan bahwa Raja Isyam Azwar memang sudah layak, pantas dan saatnya memimpin PWI Riau. Bahkan, dengan menyatunya semua kekuatan di PWI Riau, bukan mustahil Raja Isyam bisa terpilih secara aklamasi pada Konferensi Luar Biasa (KLB) XVI PWI Riau, 11 Desember 2023. Paling tidak, menang mutlak, jika ada wartawan lain yang mencalonkan diri. Semoga.***