Tercatat Sejak 2019, 50 Orang Mengalami Gangguan Jiwa

oleh -
Ket foto ilustrasi

Infowarta.com, DUMAI – Gangguan jiwa merupakan penyakit yang bisa disembuhkan, untuk itulah masyarakat yang anggota keluarganya mengidap gangguan jiwa bisa segera di obati atau melaporkannya ke Dinas Sosial kota Dumai.

‎Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Hasan Basri mengungkapkan, gangguan jiwa memang merupakan penyakit yang bisa di sembuhkan, untuk itulah, pihaknya meminta kepada masyarakat agar melaporkan kepada pihaknya bagi ada anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa untuk di obati.

Diakuinya, selama 2019, ini sudah ada 50 orang gangguan jiwa yang pihaknya kirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan Pekanbaru, untuk menjalani pengobatan ke jiwaan.

‎”Sudah ada 50 orang yang kita bawa ke RSJ untuk di obati selama 2019 ini, dan alhamdulillah sudah ada yang sembuh dan kembali lagi bersama keluarganya,” katanya, Senin (14/10/2019).

Hasan menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memasung saudara-saudaranya yang terkena gangguan jiwa, pasalnya gangguan jiwa bisa disembuhkan dan diobati.

Ia menjelaskan, gangguan jiwa masih bisa diobati dan ini menjadi tugas bersama baik pihaknya maupun pihak keluarga, pasalnya setelah dinyatakan sembuh, harus tetap mendapatkan pengawalan keluarga dengan memperhatikan kejiwaan serta obatnya.

“Kita melihat banyak orang yang sudah mulai sembuh dari sakit jiwa, ketika di kembalikan lagi ke kekeluraganya malah tidak diperhatikan, seperti minum obat dan perhatian keluarga,” imbungnya.

Untuk sembuh 100 persen dari gangguan jiwa, tambahnya, perhatian keluarga terdekat merupakan faktor utama dalam kesembuhan, pasalnya RSJ hanya mengatasi kejiwaan sebatas medis dan lainnya .

Perhatian keluarga, jelasnya, akan sangat berarti bagi kesembuhan anggotanya yang mengalami gangguan jiwa, sehingga bagi yang sudah sembuh 70 persen akan bisa mencapai kesembuhan 100 persen.

Hasan mengaku, pihaknya juga menyediakan rumah singgah bagi orang gangguan jiwa sebelum di kirim ke RSJ untuk dilakukan pengobatan.

“Tak jarang pasien yang sudah sembuh 70 persen dari gangguan jiwa dan diserahkan ke keluarganya, malah balik lagi, karena tidak ada perhatian dari keluarga dan seperti di kucilkan. Saya berharap peran dari keluarga bisa didapat oleh pasien gangguan jiwa,” pungkasnya. (***)

Sumber Tribunpekanbaru